http://www.hots.web.id/

LAPORAN TUGAS INDIVIDU
MATA KULIAH ILMU BUDAYA DASAR
PROGRAM STUDI D-III MIK

Nama
: AGUSTINI PUTRI LESTARI
NPM
: 13410053
Judul
: MANUSIA DAN CINTA KASIH
  Mengenai Cinta Kebapakan
`
Dalam bukunya seni mencintai, eric fromm menyebutkan, bahwa dalam cinta yang terutama adalah memberi,bukan menerima. Memberi adalah ungkapan paling tinggi dari kemampuan
Macam-macam Cinta Menurut Ajaran Agama:
Cinta Kebapakan

Mengingat bahwa antar ayah dan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dan anaknya, maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an di isyaratkan dalam kisah Nabi Nuh AS. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta kasih sayang, belas kasihan, untuk naik perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak :
   “…Dan Nuh memanggil anaknya – sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil “Hai ..anakku naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama orang-orang yang kafir.” (QS, Yusuf, 12:84)

Hasil Kajian/Temuan dan Pembahasan
uraian hasil temuan:
“ayah jajakan ginjal seharga ijazah anaknya di bundaran HI”
di tengah teriknya sinar matahariyang menerpa ibu kota, seorang ayah dan putrinya memegang poster dan menunjukkannya krpada para pengendara mobil yang melintas di bundaran Hotel Indonesia. Pada poster itu, sang ayah menawarkan ginjal untuk menebus ijazah putrinya itu yang bernama sarah meylanda ayu.
Dia adalah sugiyanto.dia terpaksa melakukan hal tersebut demi menebus ijazah ayu dipondok pesantren Al-Asyirahnurul iman. Untuk menebus ijazah anak keduanya itu, pria yang bekerja sebagai penjahit itu harus membayar Rp 17 juta.
Sampai saat ini, ijazah SMP dan SMA ayu selama bersekolah di pesantten itu belum juga diambilnya.” Jangankan ginjal, jantungpun saya jual jika ada yang mau.demi anak saya,saya rela mati,” kata sugiyanto di bundaran HI, rabu (26/6/2013).
Sugiyanto mengatakan, tadinya ia harus membayar sejumlah uang administrasi selama ayu menempuh pendidikan di pondok pesantren yang terletak di desa waru jaya, parung, bogor.dia diharuskan membayar Rp 70 juta. Sebab, sekolah itu meminta sugiyanto membayar Rp 20.000 per hari sejak ayu masuk pesantren dari tahun 2015.
“tapi, setelah saya ngomong dengan pihak sekolah, akhirnya sekolah memutuskan agar saya membayar uang ijazahnya saja. Yang Rp 70 juta dibebaskan,”ujarnya.
Walau demikian, ia tetap belum mampu menebus ijazah SMP anaknya, sugiyanto harus membayar Rp 7 juta sementara untuk ijazah SMA Rp. 10 juta. Sugiyanto tidak mampu membayarkan ijazah anaknya karena iya tidak mempunyai penghasilan tetap. Warga kebon 200, kelurahan kamal, Jakarta barat ini sehari-hari menerima pesan jahit pakaian di dekat rumahnya.peghasilannya hanya sekitar Rp 60.00 sampai Rp 80.000 per hari. Itupun untuk memenuhi kebutuhan hidup kelima anaknya.
Sugiyanto ,engaku sudah tidak tahu lagi bagaimana cara mencari uang untuk menebus ijazah anaknya itu. Tiga bulan lalu, ia sudah membicarakan permasalahan ini ke komnas HAM, kementrian agama, dan kementrian pendidikan. Akan tetapi, belum ada tanggapan dari tiga lembaga itu.
“Rp 1 milliyar pun sebenarnya saya tidak akan mau untuk menjual ginjal saya. Tapi, demi sekolah anak, saya rela menjualnya.” Ucapnya. Ayu bersekolah di pondok pesantren  itu sejak tahun 2005. Ketika itu, iya mengenyam bangku SMP. Awalnya,pihak pesantren tidak memungut biaya dari murid-murudnya, tetapi ketika pemilik pesantren itu meninggal pada tahun 2010, terjadi perubahan sistem yang mengharuskan para murid di pesantern tersebut membayar biaya administrasi.
Ayu lulus pada tahun 2002. Ia sempat melanjutkan kuliah di pesantern tersebut beberapa bulan. Akan tetapi, karena ia tidak sanggup membayar uang administrasi, akhirnya ia memutuskan untuk berhenti kuliah.
“mau sekolah tidak bias, kuliah tidak bias, ijazahnya saja tidak bias siambil karena belum bayar,ujar gadis berjilbab itu lirih.
 pembahasan atau analisis hasil temuan:
seorang ayah yang memperjuangkan masa depan anaknya.mengorbankan segalanya, sampai nyawa pun rela diserahkan. Dari realita di atas kita dapat tau seberapa besar cinta kasih seorang ayah kepada anaknya ketulusan yang coba dia ungkapkan. Bekerja banting tulang untuk kebahagiaan anaknya, memberi yang terbaik, mencoba membuat hidup buah hatinya lebih baik darinya.
Daftar Referensi
Mustofa, Ahmad.1999.ilmu budaya dasar.bandung:cv pustaka setia
Akarta 26 juni, 2013.kompas.com

Keterangan
Metode yang digunakan  untuk uraian di atas menggunakan metode pengamatan dan studi pustaka.
Pembahasan diatas mengenai cinta  kebapakkan dalam pembahasan materi  manusia dan cinta kasih.




Komentar

0 komentar:

Post a Comment

silahkan berikan komentar sobat dengan baik tanpa meninggalkan spam ya sobat..

 
Propeller Ads © 2019 - 2020. All Rights Reserved.
Atas