http://riyanfirdaus.blogspot.com/2014/02/berita-tentang-ustad-guntur-bumi.html
Gara-gara Pengobatan ala Guntur Bumi Dibongkar, (kabarnya) FPI akan datangi Global TV

Lorong Kata baru saja memperoleh kabar menarik dan penting.
Kabarnya, gara-gara program infotainment di Global TV, Fokus Selebiritis, membongkar kegagalan-kegagalan pengobatan oleh ustad selebiritis Guntur Bumi, FPI akan mendatangi stasiun televisi tersebut dengan tuduhan 'mencemarkan nama ulama'.
Fokus selebritis sebenarnya tak saja mengangkat kasus Guntur.
Dalam Ramadhan ini mereka misalnya mengangkat juga gejala komersialisasi agama oleh para ulama yang menuntut bayaran jutaan rupiah untuk jasa ceramah mereka.
Namun khusus untuk Guntur Bumi, peliputannya agak beda.
Bagi yang tak kenal, Guntur Bumi ini adalah ulama yang mengaku bisa melakukan penyembuhan dengan cara paranormal.
Dia punya acara di sejumlah televisi di mana si pasien bisa menelepon dan Guntur Bumi bersama kelompoknya akan melakukan pengobatan jarak jauh.
Di luar itu ia dan kawan-kawan juga menerima pasien di tempat praktek mereka.
Yang saya dengar, Guntut Bumi ini memang sangat populer dan punya banyak pasien.
Sekarang dia kaya raya.

Nah, Fokus Selebritis mengungkapkan bagaimana si ustad menetapkan tarif yang sangat mahal pada pasien, termasuk pada pasien tak mampu. Namun bukan itu saja, tayangan itu juga menunjukkan banyak pasien yang gagal pengobatannya.
Fokus Selebritis mewawancarai orang-orang yang mengaku kecewa dengan pengobatan Guntur.

Peliputan ini rupanya membuat Guntur Bumi marah.
Dia protes. Global mengaku bersedia memberikan hak jawab, tapi Guntur menolak.
Ketika Guntur mengancam akan menuntut secara hukum, Global mengiyakan saja.
Dalam kondisi itu, tiba-tiba saja ada kabar Guntur mengadu ke FPI dan pimpinan FPI di Jakarta --ustad Selon -- kemudian menghubungi Global sambil mengatakan FPI akan datang ke kantor Global.

Tentu saja, ada baiknya kita menerapkan prinsip praduga tak bersalah.
Kalau pemberitaan Global salah, mereka tentu perlu dikecam.
Tapi terus terang, saya sebenarnya sudah cukup lama kuatir dengan gaya-gaya pengobatan alternatif yang mempromosikan diri lewat televisi.
Kadang dengan atas nama agama, kadang tidak.
Dulu ketika saya di KPI, ada aturan bahwa untuk iklan pengobatan alternatif, stasiun televisi/radio harus menyertakan disclaimer bahwa secara medis, cara pengobatan semacam ini tak diterima.
Sekarang aturan itu rasanya sudah tak digunakan. Karena Standar Program Siaran KPI period e saya sudah langsung diubah pada KPI periode berikutnya.
Menurut saya, ada baiknya aturan semacam itu dihidupkan kembali.
Apalagi sekarang banyak 'dukun' semacam itu membeli jam siaran dengan pola blocking time.
Jadi, saya percaya memang harus ada pengaturan untuk melindungi masyarakat.

Namun yang penting juga untuk kasus ini adalah apresiasi rasanya harus diberikan kepada tim Fokus Selebirits.
Investigasi semacam inilah yang dibutuhkan masyarakat.
Banyak pihak mengecam gaya-gaya sebagian jurnalisme investigatif televisi yang penuh rekayasa.
Fokus Selebiritis untungnya tak melakukan gaya serupa.
Kalau gaya-gaya membongkar seperti yang dilakukan tim Fokus ini dilakukan para jurnalis di Indonesia, masyarakat pasti akan diuntungkan.
Ironisnya, ini justru dilakukan wartawan infotainment yang sampai sekarang masih sering dipandang sebelah mata atau bahk an dianggap bukan jurnalis.

Mudah2an ancaman FPI dan siapapun kelompok lainnya tak akan menghentikan komitmen para jurnalis untuk membongkar hal-hal di belakang layar.
Komentar
 
Propeller Ads © 2019 - 2020. All Rights Reserved.
Atas